Kerajaan Allah Sudah Dekat
Nats: Matius 4:17
Salam sejahtera
dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Kiranya Damai sejahtera dari Allah senantiasa
memenuhi kehidupan kita.
Saudara-saudaraku
yang dikasihi Tuhan, ketika kita menengok kembali ke belakang dalam perjalanan
bangsa Israel dan pada masa Tuhan Yesus melayani di dunia ini, Kerajaan Allah
merupakan suatu “tema sentral” yang sedang dinantikan oleh bangsa itu. Ini
dapat dilihat ketika banyak orang yang berbondong-bondong datang kepada Yohanes
Pembabtis yang menyerukan tentang kedatangan Kerajaan Allah. Hal ini pun
merupakan suatu isi pemberitaan Injil Yesus Kristus, dimana dalam awal
pelayananNya, Ia sendiri menyampaikan “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah
dekat”.
Pada hari ini
kita akan belajar tentang apa maksud Kerajaan Sorga pada masa itu dan bagaimana
relevansinya dengan kehidupan “Kristen” (pengikut Kristus) pada masa kini.
Marilah kita
membuka nats kita saat ini, dalam Matius
4:17.
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan:
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Ayat ini
merupakan seruan dari Tuhan Yesus sendiri untuk pertama kali dalam pelayanan
yang baru mulai Ia kerjakan di usia 30 tahun. Pemberitaan Injil-Nya yang pertama
ini disampaikan di sebuah kota
yang bernama Kapernaum di wilayah Propinsi Galilea. Pada saat itu setelah Tuhan
Yesus mendengar tentang penangkapan Yohanes
Pembabtis, Ia
menyingkir ke daerah Galilea tersebut. Hal ini bukanlah suatu kebetulan melainkan
suatu penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya yang mengatakan bahwa:
“Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman
untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon
dan tanah Naftali, maka dikemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut,
daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan
di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri
kekelaman, atasnya terang telah bersinar.” (Yesaya 8:23-9:1)
Ini menunjukkan
bahwa pemberitaan Kerajaan Allah bukanlah bersifat individual atau sekelompok
golongan tertentu, melainkan bersifat universal. Pelayanan Tuhan Yesus yang
juga menjangkau bangsa-bangsa lain-yang nota bene bukanlah merupakan umat
“pilihan Allah”-membawa suatu titik terang bahwa kasih Allah tak terbatas, dan menjangkau seluruh
umat manusia.
Beberapa penulis
Injil menggunakan istilah yang berbeda untuk menunjuk pada Kerajaan Allah.
Matius lebih memilih untuk menggunakan istilah Kerajaan Sorga, sedangkan Markus
lebih memilih untuk menggunakan istilah Kerajaan Allah. Beberapa penafsir
memiliki pendapat bahwa perbedaan ini mengakibatkan juga adanya perbedaan arti
dari istilah-istilah tersebut. Ini menjadi suatu kontroversi tersendiri. Oleh
karena itu kita harus mengerti tentang hal ini secara benar untuk kita dapat
mengerti apa maksud Kerajaan Allah pada masa itu dan bagaimana relevansinya
bagi kehidupan Kristen masa kini.
Pengertian yang
sederhana yang dapat kita lihat tentang Kerajaan Allah / Kerajaan Sorga
terdapat dalam Kamus Alkitab yang dapat kita lihat (di belakang Alkitab sebelum
peta Alkitab). Tim penterjemah LAI memberikan pengertian bahwa “Khususnya dalam Injil Matius terdapat
“Kerajaan Sorga” yang searti dengan “Kerajaan Allah”. Jadi secara sederhana dapat
kita simpulkan bahwa penulisan istilah “Kerajaan Sorga” memiliki arti yang sama
dengan istilah “Kerajaan Allah”. Apa yang menjadi dasar penulisan istilah yang
berbeda ini?
Dalam Injil,
kedua istilah ini digunakan pada saat yang sama yaitu pada awal pelayanan Tuhan
Yesus. Yakni setelah peristiwa penangkapan Yohanes Pembabtis, Tuhan Yesus
menyingkirkan diri ke daerah Galilea dan memberitakan tentang kedatangan
Kerajaan Allah itu.
Tetapi waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes
telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. (Matius 4:12)
Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke
Galilea memberitakan Injil Allah. (Markus 1:14)
Pdt. Samuel
Tandiassa,MA. dalam bukunya yang berjudul “Theologia Perjanjian Baru-Misteri Kerajaan
Allah” mengungkapkan bahwa
“Kedua
penulis ini melaporkan peristiwa yang terjadi di suatu tempat dan berita dari
sumber yang sama yaitu Yesus, akan tetapi mereka memakai istilah yang berbeda.
Dengan demikian kita dapat berasumsi bahwa walaupun kedua penulis ini
menggunakan istilah yang berbeda, akan tetapi makna yang dimaksud, baik oleh
sumber berita atau pelaku peristiwa itu – dalam hal ini adalah Yesus – maupun
oleh kedua penulis berita itu, pada prinsipnya mengandung makna dan tujuan yang
sama.”
Dengan demikian
dapat kita simpulkan bahwa dalam peristiwa yang sama dan sumber yang sama, maka
kedua istilah itu memiliki pengertian yang sama pula.
Alasan lain yang
memberikan penjelasan “Apa dasar perbedaan pemakaian istilah itu?” yaitu karena
perbedaan alamat atau tujuan penulisan Injil. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini mengungkapkan
bahwa “Injil Matius pada mulanya dipakai di jemaat Kristen Yahudi berbahasa
Yunani” dan juga menulis bahwa “Ada ahli yang menyimpulkan bahwa Injil ini
(Markus) ditujukan kepada orang Roma, … , atau ditujukan kepada bangsa-bangsa
non-Israel”. Perbedaan tujuan inilah yang menjadi dasar perbedaan pemakaian
istilah tersebut.
Bangsa Yahudi
sangat menghargai pemakaian kata TUHAN dibandingkan orang non Yahudi, sehingga
mereka lebih memilih untuk mengganti kata TUHAN atau Allah dengan kata
lain yang mendekati. Kata TUHAN atau ALLAH merupakan sebutan yang sangat sacral
sehingga tidak boleh dengan sembarangan diucapkan atau dituliskan. Jadi kata Allah dalam Kerajaan Allah (yang disebut oleh Markus) dibahasakan
dengan Sorga (oleh Matius) yang adalah tempat kediaman Allah itu sendiri. Pdt.
Samuel Tandiassa, MA. dalam bukunya yang berjudul “Theologi Perjanjian
Baru-Misteri Kerajaan Allah” mengungkapkan bahwa
“Bagi orang
Yahudi, menyebut nama Allah secara langsung merupakan sesuatu yang tidak pantas.
Oleh karena itu Matius harus memilih kata Surga untuk menggantikan kata Allah,
… sementara Markus, Lukas termasuk Paulus yang mengalamatkan tulisannya kepada
orang-orang Kristen dari golongan non Yahudi, merasa tidak ada masalah untuk
menyebut nama Allah secara langsung, karena memang tidak ada larangan di dalam
tradisi cultural agama masyarakat ini untuk menyebut nama Allah secara
langsung.”.
Jadi perbedaan
kedua kata itu tidak akan merubah makna yang ada dari tujuan pemberitaan
kedatangan Kerajaan Allah pada masa itu.
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan, sebelum kita melangkah lebih lanjut dalam memahami apa
maksud pemberitaan Kerajaan Allah oleh Tuhan Yesus, perlu kita mengerti
terlebih dahulu tentang definisi atau pengertian secara ringkas mengenai
Kerajaan Allah/Kerajaan Sorga.
Kamus Alkitab,
LAI secara sederhana mendefinisikan Kerajaan Allah sebagai “Pemerintahan Allah
sebagai Raja yang hendak dilaksanakan di sorga maupun di bumi. Dengan
kedatangan Yesus Kristus Kerajaan Allah sudah dekat (Mat.4:17), bahkan berada “di antara kamu” (Luk 17:21).” Jadi Kerajaan Sorga merupakan suatu pengharapan akan
datangnya suatu pemerintahan Allah yang lebih baik dari pada pemerintahan yang
ada yaitu yang terjadi di surga maupun yang akan dinyatakan di bumi menurut
“versi Allah”. Hal inilah yang akan kita pelajari lebih jauh dalam pemahaman
Alkitab kita kali ini.
Dalam Alkitab
Bahasa Yunani, kata Kerajaan Sorga dalam Matius
4:17 dituliskan dengan e basileia ton ouranon, sedangkan kata Kerajaan Allah dalam Markus 1:15 dituliskan dengan e basileia tou Theou.
Kamus Yunani (Analitical Greek Lexicon) mengartikan istilah tersebut sebagai
“Pemerintahan / Kerajaan Mesias. Kedua istilah tersebut digunakan dalam batasan
secara historis aplikasinya seperti dalam perumpamaan yang diungkapkan oleh
Tuhan Yesus; dalam batasan sifat
dasarnya (Roma 14:17); dan dalam
keperluannya, perwujudannya.”
Jadi Kerajaan
Allah memiliki pengertian Pemerintahan Allah sebagai Mesias yang diwujudkan
baik di bumi maupun di Sorga.
Jadi Apa maksud
pemberitaan Kerajaan Allah oleh Tuhan Yesus? Apakah itu merupakan datangnya
pemerintahan dalam suatu daerah? Pemerintahan yang bagaimanakah yang akan
diwujudkan oleh Allah baik yang disorga maupun yang dibumi? Untuk kita dapat
memahami apa maksud pemberitaan Kerajaan Allah oleh Tuhan Yesus dan bagaimana
relevansinya bagi kehidupan Kristen pada masa kini, baiklah kita memahaminya
dari beberapa istilah yang berkaitan dengan Kerajaan Sorga dalam Injil, antara
lain:
- Mesias
- Bertobatlah
- Percayalah Kepada Injil
- Waktunya Telah Genap
- Sudah Dekat.
Kerajaan Allah
merupakan pemerintahan Allah sebagai Mesias yang diwujudkan baik di Sorga
maupun di bumi. Kerajaan Allah sangat berhubungan dengan pengharapan akan
datangnya Mesias sebagai “yang diurapi” untuk menyelamatkan bangsa Israel.
Dalam zaman kehidupan Tuhan Yesus, Bangsa Israel berada dalam penjajahan
Romawi. Beberapa orang termasuk golongan orang zelot menantikan penggenapan
janji datangnya Mesias sebagai Raja yang akan menyelamatkan bangsa Israel
dari penjajahan tersebut. Ketika Yohanes Pembabtis memberitakan tentang
Kerajaan Allah, orang banyak banyak yang mengharapkan bahwa ia adalah Mesias.
“Tetapi karena orang banyak sedang menanti
dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau
ia adalah Mesias,” (Luk.3:15)
Namun Yohanes
memberitahukan bahwa ia bukanlah Mesias, dan menunjuk kepada kedatangan sang
Mesias itu.
Saat orang
banyak melihat pelayanan yang Tuhan Yesus kerjakan: yang buta melihat, yang
lumpuh berjalan, orang-orang sakit yang dibawa kepada Tuhan Yesus disembuhkan,
berbagai mujizat yang Tuhan Yesus kerjakan termasuk memberi makan lima ribu
orang; mereka terkagum-kagum dan meyakini bahwa Yesuslah Mesias yang mereka
nanti-nantikan. Akhirnya mereka berbondong-bondong hendak menjadikan Yesus raja
atas mereka. Yohanes mencatat demikian:
Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang
telah diadakanNya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan
datang ke dalam dunia.” Karena Yesus tahu bahwa mereka hendak datang dan hendak
membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke
gunung, seorang diri. (Yohanes 6:14-15)
Namun Tuhan
Yesus secara tidak langsung menolak keinginan mereka. Tuhan Yesus tahu bahwa
keinginan yang orang banyak akan lakukan tidak sesuai dengan kehendak Bapa,
oleh karena itu Ia menyingkirkan diri ke gunung. Pandangan orang Israel
tentang pengharapan Mesias hanya mengenai keadaan secara fisik yaitu pembebasan
kesuraman bangsa dari penjajahan Romawi. Sejak semula Allah melihat bahwa
bangsa itu merupakan bangsa yang tegar tengkuk dan melawan Tuhan, sehingga
Tuhan sendiri menyampaikan janjiNya untuk mengadakan pembaharuan dalam hidup
umatNya dengan pengharapan Mesianik yang akan membawa pembebasan dari hidup
yang diperbudak atau dijajah oleh hukum dosa. Allah lebih menghendaki
keselamatan jiwa mereka untuk membawa umatNya ke dalam hubungan yang kembali
terjalin antara Allah dengan umatNya.
Kejadian 3:15 mencatat tentang janji
Allah akan datangNya Mesias yang akan meremukkan kepala “ular” yaitu Satan (Si
ular tua yang mengakibatkan manusia jatuh ke dalam dosa). Yesaya mencatat
tentang kedatangan sang Mesias dengan istilah Hamba “Yahweh”; ciri-ciri
kedatanganNya adalah hidup di antara manusia, Ia akan menderita dan mati dan
kematianNya bersifat menggantikan, oleh kehendak “Yahweh” Ia akan mendapatkan
kemuliaan sesudah penderitaanNya. (Yesaya
48-55). Daniel 7:1-28 menggambarkan Mesias sebagai Anak Manusia yang diberi
kekuasaan meliputi seluruh dunia dan yang kekal selama-lamanya setelah Yang
Lanjut Usianya melenyapkan semua kekuasaan duniawi yang bersifat bermusuhan.
Dari beberapa
hal tersebut dapat kita lihat bahwa kedatangan Kerajaan Allah pada masa itu
bukan berupa pemerintahan secara fisik, melainkan suatu pemerintahan Mesias
secara rohani yang telah mengalahkan maut sebagai penjajah umat manusia. Dengan
demikian Allah kembali dalam rencanaNya semula untuk mendirikan kerajaanNya atas umat manusia
yang akan digenapi saat penghakiman terakhir dimana sang Mesias telah mengalami
penderitaan dan memperoleh kemuliaan.
Kata
“bertobatlah” yang ditulis dalam Matius 4:17 merupakan seruan Tuhan Yesus
menjelang datangnya Kerajaan Allah itu. Kata bertobat (: metanoeite = metanoeite) memiliki pengertian:
- mengalami perubahan dalam bingkai pikiran dan perasaan (menyesal)
- membuat perubahan dalam prinsip dan tindakan (pembaruan hidup).
Kata ini dalam
tata bahasanya merupakan suatu kata perintah yang harus dilakukan secara terus
menerus dan berulang-ulang kali. Dengan demikian ada suatu kerja keras dari
hidup kita untuk mendisiplinkan hidup ini dalam mengalami perubahan hidup, jiwa
secara sepenuhnya tanpa batasan waktu. Jangan berkata “cukup, saya sudah
bertobat”, melainkan “Tuhan aku ma uterus menerus bertobat”.
Jadi Kerajaan
Allah akan dirasakan oleh orang-orang yang mengalami pertobatan baik dalam
pikiran, perasaan dan kehendak. Kerajaan Allah tidak akan dirasakan oleh semua
orang, melainkan orang-orang tertentu yang mengalami perubahan tersebut secara
terus menerus. Kerajaan Allah berbicara mengenai kehidupan bersama dengan Allah
yang memakai standart Allah. Oleh karena itu pertobatan tersebut didasari oleh
karya Allah sendiri di dalam Tuhan Yesus Kristus yang memberitakan Injil (kabar
baik) serta merupakan kabar baik itu sendiri.
Dalam Markus
1:15, Kerajaan Allah berkaitan dengan “percayalah kepada Injil”. Dalam Alkitab
bahasa Yunani “percayalah kepada” (: pisteuete en) memiliki pengertian memberikan pujian/penghargaan
kepada, memiliki dorongan/kepercayaan mental kepada. Sedangkan kata Injil (: euangelio) memiliki pengertian: kabar
kesukaan, berita baik/gembira; doktrin-doktrin dari Injil; khotbah/perintah
(instruksi) Injil.
Ungkapan
percayalah kepada Injil dilihat dari kasus bahasanya merupakan suatu perintah
yang harus dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang. Hal ini masih
berkaitan dengan perintah pertama yakni “bertobatlah”, jadi merupakan suatu
rentetan kehidupan yang harus terjadi dalam kehidupan orang yang rindu
menyongsong datangnya Kerajaan Allah. Tuhan Yesus menyampaikan suatu perintah
yang tidak bisa ditawar bila kita rindu menantikan kedatangan Kerajaan Allah dalam
hidup kita yakni setelah menanggalkan kehidupan lama, kita diharuskan
menyatakan suatu kepercayaan kita kepada kabar kesukaan yang Ia bawa. Ketika Ia berada di bait
Allah membacakan kitab Yesya,
Ia sedang memproklamirkan bahwa
tugasNya sudah digenapi untuk memberitakan Injil.
“Roh Tuhan ada padaku oleh sebab Ia elah
mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia
telah mengutusAku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas
, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” (Lukas 4:18-19)
Pdt. Samuel Tandiassa, MA dalam bukunya
“Theologi Perjanjian Baru-Misteri Kerajaan Allah mengungkapkan bahwa Injil yang
dimaksud ini adalah “proklamasi tentang datangnya suatu masa baru, yaitu suatu
masa keselamatan besar”. Dalam hal ini masa tersebut adalah suatu kemerdekaan
spiritual.
Markus 1:15
mencatat tentang “waktunya telah genap”, bahwa sudah saatnya hal Kerajaan Allah
itu datang. Dlam Alkitab bahasa Yunani ungkapan “waktunya telah genap” berarti suatu waktu yang ditetapkan dan sudah
mencapai pemenuhannya saat itu. Jadi
masa itu merupakan suatu kegenapan dari nubuatan masa lalu yang tertulis dalam
kitab Yesaya yang mengatakan bahwa Terang Tuhan telah terbit atas daerah yang
berada dalam kegelapan. Suatu masa Anugerah yang besar telah terjadi atas
bangsa-bangsa yang berada dalam kegelapan dan bangsa-bangsa lainpun turut
merasakannya.
“Tanah Zebulon
dan tanah Naftali, jalan ke laut daerang di seberang sungai Yordan, Galilea,
Wilayah bangsa-bangsa lain,-bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat
Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah
terbit terang.” (Matius 4:15-16)
Ini adalah suatu
Anugerah secara rohani yang membawa pembebasan dari maut, kegelapan dan
belenggu dosa/kutuk dengan datangnya Terang Tuhan yaitu Pemerintahan Allah yang
diproklamirkan dalam diri Yesus.
Satu ungkapan
yang masih berkaitan dengan Kerajaan Allah ialah frasa “sudah dekat” ( engiken) yang berarti yang akan
dating atau dalam suatu metafora: sudah berada dalam genggaman tangan. Secara
tata bahasa frasa tersebut merupakan suatu keadaan yang terjadi sekarang
sebagai akibat dari sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya dan hasilnya telah
ada sekarang. Hal ini dapat dihubungkan dengan ungkapan “waktunya sudah genap”
yaitu pada masa dahulu ada suatu waktu yang ditentukan dan harus terjadi pada
masa itu dalam kehendak Allah. Jadi kedatangan Kerajaan Allah adalah suatu masa
yang sudah direncanakan oleh Allah sebelumnya harus terjadi pada masa itu.
Tuhan Yesus sedang memproklamirkan suatu kedatangan pemerintahan Allah yang
akan melakukan pekerjaan yang luar biasa/belum pernah terjadi sebelumnya
melalui mujizat, membawa suatu berita sukacita dan akan menang melawan kuasa
dosa, maut.
Saudara-saudaraku
yang dikasihi Tuhan, dari beberapa penjelasan mengenai Kerajaan Allah di atas
kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa melalui pelayanan Tuhan Yesus di
dunia ini, Kerajaan Allah yang berupa pemerintahan Allah sebagai Mesias sang Juruselamat
dinyatakan pada masa itu. Hal tersebut merupakan awal Kerajaan Allah dinyatakan
bagi umat manusia dan dapat dirasakan berdasarkan Anugerah Allah yang sangat
besar. Kita patut bersyukur bahwa ketika kita berbalik dari segenap dosa-dosa
kita dan percaya kepada Injil Tuhan Yesus Kristus yaitu keselamatan yang Ia
kerjakan di Kayu Salib dimana Ia telah menang atas kuasa dosa dan maut, maka
kita akan dilayakkan untuk menjadi warga kerajaan Allah.
“Tetapi semua orang yang menerimaNya
diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
namaNya” (Yohanes 1:12).
Kedatangan
Kerajaan Allah itu akan digenapi saat penghakiman terakhir dimulai yaitu saat
Tuhan Yesus berada di tahtaNya untuk mengadili bangsa-bangsa, kita memiliki hak
yang diberikan oleh Allah berdasaran anugerahNya yang melimpah untuk bersama-sama dengan Dia di dalam
kerajaan Sorga mulia.
Bagaimana dengan
kehidupan kita orang-orang yang telah menyatakan kepercayaan kepada Tuhan
Yesus? Bertobatlah setiap waktu terus menerus dan berulang kali dalam seluruh
keberadaan hidup kita baik dalam pikiran, perasaan maupun kehendak kita. Dan
percayalah kepada Injil Tuhan Yesus Kristus yang membawa keselamatan secara
rohani, niscaya kita akan siap menyongsong kedatangan Mempelai laki-laki dan
tidak akan ditinggalkan. Sediakan minyak supaya pelitamu tidak padam
menyongsong kedqatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali.
Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu
tidak tahu akan hari maupun akan saatnya. (Matius 25:13)
MARANATHA, Datanglah Tuhan Yesus.
AMIN.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar